Sudah Takdir (Ust Muhammad Halid Syar’ie & Ust Hamdi Al Bakry)

Takdir adalah segala sesuatu yang terjadi berdasarkan ilmu dan hikmah Allah yang Maha Sempurna.

Allah subhanahu wa ta'ala berfirman dalam QS Al Qamar: 49 :

"Dan sesungguhnya segala sesuatu yang diciptakan dengan takdir".

Menurut para ulama, beriman dengan takdir dapat dilakukan dengan empat cara, antara lain sebagai berikut :

• Mengimani tentang ilmu Allah

Allah mengetahui segala sesuatu tanpa batasan berdasarkan ilmuNya.

• Penulisan Allah

Allah menuliskan segala sesuatu yang terjadi di lauhul mahfudz

Poin satu dan dua tertera dalam QS Al Hajj: 70

Apakah kamu tidak mengetahui bahwa sesungguhnya Allah mengetahui apa saja yang ada di langit dan di bumi?; bahwasanya yang demikian itu terdapat dalam sebuah kitab (Lauh Mahfuzh). Sesungguhnya yang demikian itu amat mudah bagi Allah.

Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda :

Pertama kali Allah subhanahu wa ta'ala menciptakan pena. Allah mengatakan kepada pena, "Tulislah". Maka, pena bertanya, "Wahai Tuhanku, apa yang harus aku tulis?". Tulislah takdir segala sesuatu sampai hari kiamat."

(HR Tirmidzi No 2155, Abu Daud No 4700 dishahihkan oleh Syaikh Al Bani dalam shahih At Tirmidzi)

Jadi, seluruh takdir itu sudah dituliskan oleh Allah subhanahu wa ta'ala dari awal hingga akhir, sampai hari kiamat. Dan penulisan itu terjadi sebelum diciptakannya langit dan bumi.

Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda :

Allah subhanahu wa ta'ala menuliskan takdir 50000 tahun sebelum diciptakannya langit dan bumi.

(HR Muslim No. 2653)

• Kehendak Allah

Meyakini bahwa segala sesuatu yang terjadi berdasarkan kehendak Allah, Tuhan alam semesta.

Tidakkah kalian meyakini sesuatu kecuali apabila dikehendaki Allah, Tuhan alam semesta.

(QS At Takwir:29)

• Penciptaan Allah

Meyakini bahwa segala sesuatu adalah ciptaan Allah subhanahu wa ta'ala.

Dan Allah menciptakan kalian beserta apa yang kalian lakukan.

(QS As Shaffat: 96)

Barangsiapa yang beriman dengan empat perkara ini, maka ia telah beriman kepada takdir dengan benar.

(Syaikh Muhammad bin Sholeh Al Utsaimin)